‎Palangka Raya – Di tengah tantangan pemerataan pendidikan di wilayah pedalaman dan terpencil, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah hadir membawa secercah harapan. Di bawah kepemimpinan Gubernur H. Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur H. Edy Pratowo, program Sekolah Gratis dan Kuliah Gratis terus digencarkan sebagai solusi nyata bagi keluarga kurang mampu di Bumi Tambun Bungai.

‎“Tidak boleh ada lagi anak Kalteng yang putus sekolah karena alasan biaya,” tegas Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, saat berbicara di depan para kepala desa se-Kalteng dalam kegiatan Pra Rakor Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Jumat (16/5/2025).

‎Program ini menyasar dua titik kritis dalam perjalanan pendidikan: pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Khusus untuk kuliah gratis, sasaran utama adalah keluarga yang belum memiliki sarjana. Harapannya, minimal satu anak dari setiap rumah bisa mencicipi bangku kuliah.

‎“Bukan hanya sekadar gratis, kami juga pastikan pendataannya akurat dan transparan. Verifikasi melibatkan kepala desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan damang. Mereka yang paling tahu kondisi warganya,” terang Reza.

‎Kemudahan pendaftaran juga jadi prioritas. Cukup ketik “kuliah gratis” di Google, masyarakat langsung diarahkan ke portal resmi program. Tak perlu birokrasi berbelit.

‎Tak hanya janji, program ini sudah menggandeng 32 perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Kalteng. Semua telah menandatangani MoU sebagai bentuk komitmen dalam mewujudkan Satu Rumah Satu Sarjana, sebuah gerakan monumental yang disebut Reza sebagai satu-satunya di Indonesia.

‎“Kalau kita ingin masa depan Kalteng yang cerah, kuncinya ada di SDM. Lewat pendidikan, kita putus rantai kemiskinan. Ini bukan sekadar program, ini gerakan sosial,” ucap Reza, penuh semangat.

‎Dengan program ini, Pemprov Kalteng berharap bisa mengangkat taraf hidup masyarakat pedalaman dan membuka akses pendidikan setara bagi seluruh anak bangsa, dari hulu sungai hingga kota. (kin)